TEKNIS BUDIDAYA CABE MERAH

 On Kamis, 15 Maret 2018  

Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

FASE PRATANAM CABE MERAH

1. Pengolahan Lahan

  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
  • Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
  • Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt) - Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m. - NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
  • Campurkan GLIO 100 - 200 gr (1-2 bungkus) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
  • 2. Benih
  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian

  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit

a. Penyakit CABE MERAH
  • Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
  • Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
  • Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. Hama CABE MERAH
  • Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
  • Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
  • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

FASE TANAM CABE MERAH

1. Pemilihan Bibit CABE MERAH

  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam CABE MERAH
  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama
  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
  • Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

Penyiraman

Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.

Pemupukan

Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang. Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 : Jenis Pupuk 1 - 4 minggu ( kg ) 5 - 12 minggu ( kg ) Urea 7 56 SP-36 7 28 KCl 7 28 Catatan : - Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi) - Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi) 3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.

Perempelan

Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.

Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak
  • Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
  • Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
  • Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1. Pemanenan

  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh

TESTIMONI APLIKASI PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI  

Nama petani :  Bp. Eko (Ds. Gunung Gono, Kel.Banyubiru, Kec.Dukun, Kab.Magelang. Prop Jawa Tengah

Luas                            :  1500 m2
Jarak Tanam                :  40 x 40 cm
Jenis                            :  Twis 33 dan Tropika Sudra
Jumlah tanaman           :  5500 pkk
Umur Tanaman             :  100 hari
Pupuk yang digunakan  : 

  1. SUPERNASA 10 botol. 
  2. POC NASA 5 botol,                          
  3. HORMONIK 4 botol, 
  4. POWER NUTRITION 2 botol
  5. METILAT LEM 1 botol, GLIO 2 pack,
  6. PESTONA 2 botol, PHONSKA 2 sak
Cara dan waktu aplikasi :
  1. SPRK + Phonska 25 kg + 200 liter air sebagai larutan induk
  2. Ambil 1 liter dan masukkan ked alam  ember berisi 10 liter air, kocorkan 1 gelas per tanaman per minggu
  3. POC NASA 3 ttp dan HORMONIK 1 ttp semprotkan 1 minggu sekali
  4. POWER NUTRITION kocor saat mulai buah  ( umur 1 bulan ) dengan cara sama dengan poin 1 dan 2.
  5. Antisipasi HPT 2 ttp PESTONA + Fungisida dan insektisida / tangki

Perbandingan hasil yang didapat setelah pakai NASA 

Tidak pakai NASA
Pakai NASA
Tanaman kerdil,
Tumbuh lebih cepat
Buah jarang
Buah dari bawah ke atas besar dan bagus
Gejala penyakit kriting / bule
Kerontokan bunga berkurang
Buah jarang
Hama penyakit berkurang
Hasil  5,5 ton
Hasil 8,25 ton

Analisa ekonomi :

  1. Pakai NASA 1,5 kg/pkk x 5500 = 8,25 ton x Rp 10.000 =  Rp.82.500.000
  2. Tanpa NASA 1 kg/pkk x 5500 = 5,5 ton x Rp 10.000= 55.000.000
  3. Keuntungan kotor 82.500.000-55.000.000 = Rp 27.500.000
  4. Keuntungan Bersih  27.500.000- 932.500 (produk NASA) = Rp. 26.567.000

Catatan :             

Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat  dipengaruhi oleh :
  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman)
  2. Iklim (curah hujan,air,sinar matahari, kelembaban, suhu dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman)
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis,tepat waktu, tepat sasaran)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.

TESTIMONI APLIKASI PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI

Nama petani  Bp. Tu Sabar ( Ketua Kelompok Tani Tataleka Macahaya Kec. Jailolo Selatan, Kab. Halmahera Barat, Prop. Maluku Utara)

Luas lahan                     :  1 hektar
Jumlah tanaman             : 2500 pohon
Jenis Cabai                    :  Cabai Keriting “ Laris”
Jarak Tanam                   :  60x70 cm
Umur tanaman                :  79 hari             
Pupuk yang digunakan   :  POC NASA, HORMONIK, SUPERNASA, GLIO, PESTONA    

Cara dan waktu aplikasi   : 


  1. Semprotkan POC NASA 2 ttp + 1 HORMONIK 1 ttp  + PESTONA 1,5 ttp/ tangki  9 liter merata  interval 1 minggu sekali diatas dan dibawah helai daun
  2. Kocorkan  SPRN + NPK 1 mgg 1x


Perbandingan hasil yang didapat setelah pakai NASA
Tidak pakai NASA
Pakai NASA
Tumbuh bagus
Buah banyak dan bagus
Perawatan dan pengendalian hama 1 minggu 1x
Prediksi panen 1,6 – 2 ton

Analisis ekonomi :

Harga  cabai perkg  Rp. 15.000. Hasil panen 2000 kg x 15.000 = 30.000.000
             
Catatan :
Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat  dipengaruhi oleh :

  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman)
  2. Iklim (curah hujan,air,sinar matahari, kelembaban, suhu dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman)
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis,tepat waktu, tepat sasaran)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.

KESAKSIAN PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI BESAR

bp Katni (Desa Sukamaju, Kec. Benuang, Kab. Tapen rantau, KalSel)

Luas  Tanaman                                   : 6.000 m2
Jumlah tanaman                                 : 6.000 pohon
Jenis Cabai                                        :  Hot Chili
Umur Tanaman                                   : 65 hari
Produk Nasa yang digunakan :  
  1. POC NASA ( 3 btl ), 
  2. HORMONIK ( 3 btl ), 
  3. SUPERNASA (3 btl)
Cara dan waktu aplikasi                    :
  1. Penyemprotan 5 tutup (+ 50 ml )  POC NASA ditambah 1 tutup  (+10 ml ) HORMONIK per tangki pada umur 30, 45 dan 60 hari
  2. SUPERNASA ( @ 500 gr ) dicampur NPK sesuai petani setempat dicairkan kemudian dikocorkan pada umur 15 hari sebayak 250 ml per pohon.

Perbandingan yang pakai NASA dengan yang tidak pakai NASA  :

No
Keterangan
Pakai POC NASA
Kontrol
1.
Vegetatif daun
Banyak, hijau segar dan mengkilat
Sedikit, hijau pucat
2.
Batang
Lebih besar, kuat dan kokoh
Agak kecil, lembek
3.
Bunga dan Buah
Banyak dan bagus, Kerontokan berkurang
Agak kurang
Kerontokan banyak
4.
Hasil PEr phon
1 kg / ph
0,75 kg/ph
5.
Produksi
6 ton
4,5 ton
6.
Hama penyakit
berkurang
Masih banyak
7.
Ekonomi
Lebih menguntungkan
Agak kurang

ANALISIS EKONOMI per 6.000 m2

No
Jenis Kegiatan
Pakai POC NASA
Kontrol
1
3 btl POC NASA,
351
-
3 btl HRN
3 btl SPR
2
Pupuk Makro ( NPK )
1.066.500
1.562.500

TOTAL  SAPRODI
1.417.500
1.562.500

Hasil Produksi
6 ton
4,5 ton

Harga per kg = Rp 11.000

PENDAPATAN KOTOR
= 6.000 x Rp 11.000
= 4.500 x Rp 11.000
Rp 66.000.000,- 
Rp 49.500.000
Keuntungan BERSIH
= 66.000.000– 1.417.500
= 49.500.000– 1.562.500
Rp 64.582.500,-
= Rp 47.937.500,-
Catatan :
Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat dipengaruhi oleh :
  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman).
  2. Iklim (curah hujan, air, sinar matahari, kelembaban, suhu, dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman).
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran, dll)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.


TEKNIS BUDIDAYA CABE MERAH 4.5 5 wono nasa Kamis, 15 Maret 2018 Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, tekn...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to top
Stokis Nasa

×