TEKNIS BUDIDAYA CABE MERAH

 On Kamis, 15 Maret 2018  

Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

FASE PRATANAM CABE MERAH

1. Pengolahan Lahan

  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
  • Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
  • Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
  • Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt) - Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m. - NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
  • Campurkan GLIO 100 - 200 gr (1-2 bungkus) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
  • 2. Benih
  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian

  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit

a. Penyakit CABE MERAH
  • Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
  • Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
  • Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. Hama CABE MERAH
  • Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
  • Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
  • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

FASE TANAM CABE MERAH

1. Pemilihan Bibit CABE MERAH

  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara Tanam CABE MERAH
  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Pengamatan Hama
  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
  • Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

Penyiraman

Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.

Pemupukan

Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang. Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 : Jenis Pupuk 1 - 4 minggu ( kg ) 5 - 12 minggu ( kg ) Urea 7 56 SP-36 7 28 KCl 7 28 Catatan : - Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi) - Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi) 3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.

Perempelan

Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.

Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak
  • Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
  • Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
  • Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1. Pemanenan

  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh

TESTIMONI APLIKASI PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI  

Nama petani :  Bp. Eko (Ds. Gunung Gono, Kel.Banyubiru, Kec.Dukun, Kab.Magelang. Prop Jawa Tengah

Luas                            :  1500 m2
Jarak Tanam                :  40 x 40 cm
Jenis                            :  Twis 33 dan Tropika Sudra
Jumlah tanaman           :  5500 pkk
Umur Tanaman             :  100 hari
Pupuk yang digunakan  : 

  1. SUPERNASA 10 botol. 
  2. POC NASA 5 botol,                          
  3. HORMONIK 4 botol, 
  4. POWER NUTRITION 2 botol
  5. METILAT LEM 1 botol, GLIO 2 pack,
  6. PESTONA 2 botol, PHONSKA 2 sak
Cara dan waktu aplikasi :
  1. SPRK + Phonska 25 kg + 200 liter air sebagai larutan induk
  2. Ambil 1 liter dan masukkan ked alam  ember berisi 10 liter air, kocorkan 1 gelas per tanaman per minggu
  3. POC NASA 3 ttp dan HORMONIK 1 ttp semprotkan 1 minggu sekali
  4. POWER NUTRITION kocor saat mulai buah  ( umur 1 bulan ) dengan cara sama dengan poin 1 dan 2.
  5. Antisipasi HPT 2 ttp PESTONA + Fungisida dan insektisida / tangki

Perbandingan hasil yang didapat setelah pakai NASA 

Tidak pakai NASA
Pakai NASA
Tanaman kerdil,
Tumbuh lebih cepat
Buah jarang
Buah dari bawah ke atas besar dan bagus
Gejala penyakit kriting / bule
Kerontokan bunga berkurang
Buah jarang
Hama penyakit berkurang
Hasil  5,5 ton
Hasil 8,25 ton

Analisa ekonomi :

  1. Pakai NASA 1,5 kg/pkk x 5500 = 8,25 ton x Rp 10.000 =  Rp.82.500.000
  2. Tanpa NASA 1 kg/pkk x 5500 = 5,5 ton x Rp 10.000= 55.000.000
  3. Keuntungan kotor 82.500.000-55.000.000 = Rp 27.500.000
  4. Keuntungan Bersih  27.500.000- 932.500 (produk NASA) = Rp. 26.567.000

Catatan :             

Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat  dipengaruhi oleh :
  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman)
  2. Iklim (curah hujan,air,sinar matahari, kelembaban, suhu dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman)
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis,tepat waktu, tepat sasaran)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.

TESTIMONI APLIKASI PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI

Nama petani  Bp. Tu Sabar ( Ketua Kelompok Tani Tataleka Macahaya Kec. Jailolo Selatan, Kab. Halmahera Barat, Prop. Maluku Utara)

Luas lahan                     :  1 hektar
Jumlah tanaman             : 2500 pohon
Jenis Cabai                    :  Cabai Keriting “ Laris”
Jarak Tanam                   :  60x70 cm
Umur tanaman                :  79 hari             
Pupuk yang digunakan   :  POC NASA, HORMONIK, SUPERNASA, GLIO, PESTONA    

Cara dan waktu aplikasi   : 


  1. Semprotkan POC NASA 2 ttp + 1 HORMONIK 1 ttp  + PESTONA 1,5 ttp/ tangki  9 liter merata  interval 1 minggu sekali diatas dan dibawah helai daun
  2. Kocorkan  SPRN + NPK 1 mgg 1x


Perbandingan hasil yang didapat setelah pakai NASA
Tidak pakai NASA
Pakai NASA
Tumbuh bagus
Buah banyak dan bagus
Perawatan dan pengendalian hama 1 minggu 1x
Prediksi panen 1,6 – 2 ton

Analisis ekonomi :

Harga  cabai perkg  Rp. 15.000. Hasil panen 2000 kg x 15.000 = 30.000.000
             
Catatan :
Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat  dipengaruhi oleh :

  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman)
  2. Iklim (curah hujan,air,sinar matahari, kelembaban, suhu dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman)
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis,tepat waktu, tepat sasaran)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.

KESAKSIAN PRODUK NASA PADA TANAMAN CABAI BESAR

bp Katni (Desa Sukamaju, Kec. Benuang, Kab. Tapen rantau, KalSel)

Luas  Tanaman                                   : 6.000 m2
Jumlah tanaman                                 : 6.000 pohon
Jenis Cabai                                        :  Hot Chili
Umur Tanaman                                   : 65 hari
Produk Nasa yang digunakan :  
  1. POC NASA ( 3 btl ), 
  2. HORMONIK ( 3 btl ), 
  3. SUPERNASA (3 btl)
Cara dan waktu aplikasi                    :
  1. Penyemprotan 5 tutup (+ 50 ml )  POC NASA ditambah 1 tutup  (+10 ml ) HORMONIK per tangki pada umur 30, 45 dan 60 hari
  2. SUPERNASA ( @ 500 gr ) dicampur NPK sesuai petani setempat dicairkan kemudian dikocorkan pada umur 15 hari sebayak 250 ml per pohon.

Perbandingan yang pakai NASA dengan yang tidak pakai NASA  :

No
Keterangan
Pakai POC NASA
Kontrol
1.
Vegetatif daun
Banyak, hijau segar dan mengkilat
Sedikit, hijau pucat
2.
Batang
Lebih besar, kuat dan kokoh
Agak kecil, lembek
3.
Bunga dan Buah
Banyak dan bagus, Kerontokan berkurang
Agak kurang
Kerontokan banyak
4.
Hasil PEr phon
1 kg / ph
0,75 kg/ph
5.
Produksi
6 ton
4,5 ton
6.
Hama penyakit
berkurang
Masih banyak
7.
Ekonomi
Lebih menguntungkan
Agak kurang

ANALISIS EKONOMI per 6.000 m2

No
Jenis Kegiatan
Pakai POC NASA
Kontrol
1
3 btl POC NASA,
351
-
3 btl HRN
3 btl SPR
2
Pupuk Makro ( NPK )
1.066.500
1.562.500

TOTAL  SAPRODI
1.417.500
1.562.500

Hasil Produksi
6 ton
4,5 ton

Harga per kg = Rp 11.000

PENDAPATAN KOTOR
= 6.000 x Rp 11.000
= 4.500 x Rp 11.000
Rp 66.000.000,- 
Rp 49.500.000
Keuntungan BERSIH
= 66.000.000– 1.417.500
= 49.500.000– 1.562.500
Rp 64.582.500,-
= Rp 47.937.500,-
Catatan :
Hasil atau respon tanaman terhadap penggunaan produk NASA bisa bervariasi, karena sangat dipengaruhi oleh :
  1. Kualitas benih/bibit (genetis tanaman).
  2. Iklim (curah hujan, air, sinar matahari, kelembaban, suhu, dll).
  3. Tingkat kesehatan tanaman (pengaruh hama dan penyakit tanaman).
  4. Tingkat kesuburan tanah.
  5. Pemupukan (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran, dll)
  6. Sistem pemeliharaan atau perawatan tanaman yang dilakukan.


TEKNIS BUDIDAYA PEPAYA MENGGUNAKAN PRODUK NASA

 On Rabu, 14 Maret 2018  

A. SYARAT PERTUMBUHAN PEPAYA

Tanaman pepaya dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 – 1000 mdpl, curah hujan 1000 – 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 – 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7.

B. PEMBIBITAN

  1. Persyaratan Bibit/Benih Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh. Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
  2. Penyiapan Benih Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan POC NASA 2 cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 30 gram Natural GLIO.
  3. Teknik Penyemaian Benih Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam. Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
  4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 – 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan POC NASA seminggu sekali dosis 2 tutup/tangki
  5. Pemindahan Bibit Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 – 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan. C. PENGOLAHAN MEDIA TANAM 1. Persiapan Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan. 2. Pembentukan Bedengan Bentuk bedengan berukuran lebar 200 – 250 cm, tinggi 20 – 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm. Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m. 3. Pengapuran Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
  6. Pemupukan Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang atau dengan SUPERNASA. 

C. TEKNIK PENANAMAN


  1. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. – - Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 – 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang – lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman. Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang – lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.
  2. Cara Penanaman Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua. 

D. PEMELIHARAAN TANAMAN


  1. Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
  2. Penyiangan Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  3. Pembubunan Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  4. Pemupukan Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah. PT Natural Nusantara merekomendasikan pemakaian pupuk organik Nasa untuk peningkatan produksi tanaman buah pepaya.

Cara pemberian pupuk:

  • Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
  • Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
  • Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl
  • 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl Siramkan SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
  • Lakukan penyemprotan POC NASA dosis 3 tutup / tangki setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 – 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 – 2 tutup / tangki. Penyemprotan hati – hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan.

5. Pengairan dan Penyiraman Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.

E. HAMA DAN PENYAKIT


  1. Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 – 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut. Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian.
  2. Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda. Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.
  3. Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam 

G. PANEN DAN PASCA PANEN


  1. Ciri dan Umur Panen Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
  2. Cara Panen Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan “songgo” (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).
  3. Periode Panen Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.


BUDIDAYA KETELA POHON

 On Selasa, 13 Maret 2018  

Ketela pohon atau ubi kayu adalah tanaman atau Singkong adalah tanaman yang biasa ditanam oleh peteni kebun, di tanah pekarangan ataupun di sawan.  Biasanya singkong asal tanam juga tumbuh, tetapi hasil atau isinya belum tentu sebaik yang menanamnya secara intensif.


SYARAT PETUMBUHAN

  • Curah hujan antara 1.500-2.500   mm/tahun
  • Suhu udara minimal sekitar 10 derajat Celcius.          
  • Kelembaban udara optimal antara 60-65%
  • Sinar matahari sekitar 10 jam/hari untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
  • Tanah  berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik
  • Jenis tanah yang sesuai  aluvial,latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  • pH ideal 5,8.
  • Ketinggian tempat yang baik dan ideal antara 10–700 m dpl

PEDOMAN BUDIDAYA KETELA POHON

Pembibitan

  • Bibit berupa stek batang berasal tanaman induk cukup tua (10-12 bulan)
  • Stek pilih batang bagian bawah sampai tengah yang pertumbuhannya normal, sehat dan seragam
  • Batang telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus dan belum tumbuh tunas-tunas baru
  • Stek terpilih diikat antara 25–30 batang stek.

Pengolahan Lahan

  • Bersihkan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar  tanaman sebelumnya
  • Lakukan pembajakan tanah
  • Buat bedengan sesuai ukuran yang dikehendaki untuk mempermudah pemeliharaan
  • Lakukan pengapuran dengan kapur kalsit/kaptan (CaCO3) atau Dolomit dengan dosis 1-2,5 ton/ha
  • Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang atau SUPERNASA

Teknik Penanaman

  • Waktu tanam yang bagus awal musim hujan
  • Jarak tanam pola monokultur 100 x 100 cm atau 100 x 60 cm
  • Jarak tanam pola tumpang sari 150 x 100 cm atau 300 x 150 cm
  • Cara penanaman dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon
  • Stek batang direndam dengan 3-5 ml POC NASA + 1 ml HORMONIK per liter  +  30-60 menit
  • Angkat dan tiriskan bibit stek lalu keringanginkan
  • Kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.

Penyulaman

  • Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan
  • Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari
  • Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman

Penyiangan

  • Buang semua jenis rumput/ tanaman liar/gulma yang hidup di sekitar tanaman
  • Dalam satu musim penanaman minimal 2 (dua) kali penyiangan.
  • Pembubunan
  • Gemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan
  • Waktu pembubunan dapat bersamaan dengan penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya
  • Perempalan/Pemangkasan
  • Perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai 2 atau 3 cabang agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang.

Pemupukan

  • Pupuk yang diberikan per Ha adalah Urea = 150 kg, SP-36 = 60, KCl = 120 kg, SUPERNASA = 10-20 botol (@ 250 gr), POC NASA = 5-10 botol (@ 500 ml) dan HORMONIK = 5-10 botol (@ 100 ml)
  • Cara Pemupukan bisa dilihat tabel dibawah ini :
No
Nama Pupuk
Pupuk
1,5
3,5
4
Keterangan
Dasar
Bulan
Bulan
bulan
1
Urea 150kg
50 kg
-
100 kg
-

2
SP-36  60kg
60 kg
-
-
-

3
KCl 120kg
40 kg
-
80 kg
-

4
SUPERNASA 10-20botol  @250gram
10–20      botol
-
-
-
Bisa dicampur NPK lalu ditaburkan
5
POC NASA  5–10botol   @500 ml  
-
4-6tutup     pertangki    
4-6 tutup    pertangki
4-6 tutup pertangki
Penyemprotan untuk luas 1000 m2, rata-rata menghabiskan 3 tangki (berkisar 2-4 tangki) vol. ± 15 ltr. Penyemprotan HORMONIK dicampur dengan POC NASA
6
HARMONIK  5–10botol
-
1-2tutup pertangki
1-2 tutup pertangki
1-2 tutup pertangki
Catatan : Dosis Pupuk makro tidak mutlak seperti tabel, tapi bisa menggunakan pupuk makro sesuai  rekomendasi PPL atau Dinas Pertanian di daerah setempat ( dosis spesifik lokasi ) ditambah pupuk  dari NASA ( SUPERNASA, POC NASA  dan HORMONIK )

Pengairan dan Penyiraman

  • Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek
  • Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara sistem genangan dapat dilakukan 

HAMA DAN PENYAKIT KETELA POHON

Hama

a. Uret (Xylenthropus)
  • Ciri: berada dalam akar dari tanaman
  • Gejala: tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi  rusak
  • Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam, sebar dedak halus yang telah dicampur PESTONA pada saat pengolahan lahan atau semprotkan PESTONA langsung ke lahan setiap 2-4 minggu sekali
b. Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
  • Ciri: menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun
  • Gejala: daun akan menjadi kering
  • Pengendalian:menanam varietas toleran dan Semprotkan PENTANA.

Penyakit

a. Bercak daun bakteri
  • Penyebab: Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG
  • Gejala: bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati
  • Pengendalian:menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun, semprot Natural GLIO sebagai pencegahan
b. Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
  • Ciri: hidup di daun, akar dan batang.
  • Gejala: daun yang mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang dan umbi langsung membusuk
  • Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat serta sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur Pupuk Kandang matang atau kompos sebelum tanam sebagai pencegahan
c. Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
  • Penyebab: jamur atau cendawan yang hidup di dalam daun
  • Gejala: daun bercak-bercak coklat, mengering,lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati
  • Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
d. Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
  • Penyebab: cendawan yang hidup pada daun.
  • Gejala: adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda
  • Pengendalian:memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit .

PANEN

  • Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang
  • Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok
  • Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam
  • Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah
  • Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan
  • Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat  dilakukan pada saat pencabutan berlangsung
Catatan :
  1. Analisis Usaha tani tergantung oleh kondisi tanah, iklim, harga (saprodi, upah tenaga kerja  dan sewa lahan) dan sumber daya manusia (skill) di daerah setempat
  2. Keuntungan akan bertambah, jika sewa lahan tidak dihitung karena milik sendiri, serangan  hama  penyakit berkurang dan tenaga kerja sebagian dikerjakan sendiri
  3. Harga produk NASA menggunakan harga distributor Pulau Jawa

Back to top
Stokis Nasa

×